Kisah Siswa SMAN 3 Semarang di SNMPTN 2016


RUNTUHNYA KEWIBAWAAN PENDIDIKAN YANG BERORIENTASI KEPADA NILAI
Mencermati kecelakaan terbesar sepanjang sejarah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN ) Tahun 2016 yang dialami oleh SMA Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah, dimana sejumlah 380 siswa reguler jurusan IPA TIDAK ADA YANG LOLOS SATUPUN dalam penjaringan nasional CALON MAHASISWA di Perguruan Tinggi Negeri.
Masing-masing melemparkan tanggung jawab dan saling menyalahkan satu sama lain. Pihak Panitia SNMPTN menuduh SMA 3 Semarang melakukan kesalahan fatal dengan tidak menginputkan salah satu nilai di beberapa semester, yang seharusnya dalam peraturan penjaringan SNMPTN melalui sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Sedangkan pihak SMA 3 Semarang menuduh Panitia SNMPTN tidak profesional dalam mengelola sistem PDSS, dimana seharusnya ketika ada salah satu mata pelajaran yang tidak dientry ada "Early Warning System" atau semacam peringatan sebelum database disubmit akhir.
Siapa yang menyangka Peraih Medali Emas Olimpiade Sains Nasional tidak Lolos SNMPTN, Siapa yang menyangka sekolah favorit di Kota Semarang bahkan mungkin di Jawa Tengah sebagian besar siswanya tidak lolos SNMPTN. Siapa yang menyangka putra-putri terbaik dengan segudang prestasi di SMA 3 Semarang tidak lolos SNMPTN karena sebuah sistem ?
Mari kita mendudukkan permasalahan dengan jernih. Bahwa SMA 3 Semarang menerapkan sistem pembelajaran berbasis SKS ( Sistem Kredit Semester ) seperti perkuliahan. Dalam hal ini menggunakan Sistem SKS Discontinue atau Sistem SKS On / Off.
Dalam sistem ini memungkinkan siswa untuk memilih mata pelajaran di salah satu semester, tetapi di semester lain mapel tersebut tidak muncul. Karena sudah diambil di semester tersebut.
Pihak Panitia berdalih, jika kesalahan ada pada sistem, tidak mungkin sekolah lain yang menggunakan sistem SKS YANG SAMA bisa AMAN dan LOLOS SNMPTN.
Sementara Pihak SMA 3 Semarang tetep ngotot seharusnya ada PERINGATAN jika ada kesalahan input dalam sistem, sehingga bukan memproses kesalahan di final penyelenggaraan SNMPTN tetapi bisa dicegah dengan Peringatan pada proses entry data di PDSS.
Entah siapa yang benar dan siapa yang salah, yang jelas sejumlah 380 siswa kehilangan salah satu haknya untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri Favorit yang mereka dambakan.
Meski masih ada 2 proses penjaringan PTN lagi yaitu Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN ) dan Ujian Masuk ( UM ) di masing-masing Perguruan Tinggi Negeri, tetapi kekecewaan para siswa semakin memuncak, mereka seakan putus asa TIGA TAHUN MENGEJAR NILAI SIA-SIA hanya karena kesalahan sebuah sistem.
Apakah PENDIDIKAN DI INDONESIA akan terus seperti ini ?
Yang dipentingkan adalah nilai, nilai, nilai, dan nilai. CERDAS saja tidak cukup tapi perlu KETELITIAN dan KETERAMPILAN.
Jangan salahkan para siswa ketika pengumuman kelulusan mencorat-coret seragam sekolahnya, konvoi ugal-ugalan, pesta seks bebas, pesta minuman keras, dan segenap perilaku negatif lain dalam merayakan berakhirnya masa studi di jenjang Sekolah Menengah Atas / Sekolah Menengah Kejuruan.
INI PERLU EVALUASI BESAR-BESARAN terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Siswa sekarang sudah tidak ada rasa hormatnya kepada guru. Guru sekarang banyak yang sudah tidak profesional, tidak telaten, tidak sabar, dan tidak inovatif. Orang tua sekarang banyak yang tidak mempedulikan perkembangan pendidikan anaknya ketika di Sekolah.
Maka pendidikan di Indonesia untuk saat ini masih jauh dari apa yang dulu disampaikan oleh Bapak Pendidikan Nasional yaitu KI HAJAR DEWANTARA yang berbunyi :
"Pendidikan yaitu segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter dan kekuatan batin), pikiran (intellect) serta jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
Oleh : Imron Rosyadi
Tegal, 14 Mei 2016

0 komentar:

Pembagian Hukum Dalam Islam




MusliModerat.Com - Belakangan ini semakin gencar tudingan bid’ah pada seseorang atau kelompok tertentu, yang satu menyatakan bahwa kelompok yang tidak sefaham dengannya sebagai ahli bid’ah sehingga mereka tersesat dan berhak masuk neraka. Sementara kelompok yang dituding, menuding balik kepada kelompok yang menuding mereka sebagai kelompokbid’ah. Saling tuding seperti inilah kemudian menyebabkan perpecahan di kalangan umat Islam. Apa sebenarnya makna bid’ah itu? Dan apakah memang benar bid’ah itu selalu berkonotasi negatif sehingga harus dihilangkan dari muka bumi ini?

Menurut al-Imam Abu Muhammad ‘Izzuddin bin ‘Abdissalam bid’ah adalah:
اَلْبِدْعَةُ فِعْلُ مَا لَمْ يُعْهَدْ فِيْ عَصْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (قواعد الأحكام في مصالح الأنام، جز 2، ص 172)
Bid’ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasulullah Saw. (Qawa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, juz 2, hlm. 172)

Dalam khazanah literatur fiqih, bid’ah secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu; bid’ah hasanah (baik) dan bid’ah sayyi’ah (jelek), sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Syafi’i:

قَالَ اَلْمُحْدَثَاتُ ضَرْباَنِ مَا أَحْدَثَ يُخَالِفُ كِتاَبًا أَوْسُنَّةً أَوْ أَثَرًا أَوْإِجْمَاعًا فَهذِهِ بِدْعَةُ الضَّلاَلِ وَمَا أَحْدَثَ مِنَ الْخَيْرِ لاَ يُخَالِفُ شَيْئًا مِنْ ذلِكَ فَهَذِهِ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ اهـ (فتح البارى، ج 17، ص .1)

Sesuatu yang diada-adakan itu ada dua macam. Pertama, sesuatu yang baru itu menyalahi al-Qur’an, sunnah Nabi Saw., atsar (ucapan, perbuatan) sahabat atau ijma’ ulama’, hal ini disebut dengan bid’ah dhalalah. Dan kedua, jika sesuatu yang baru tersebut termasuk kebajikan yang tidak menyalahi sedikit pun dari hal itu (al-Qur’an, al-Sunnah dan ijma’), maka perbuatan tersebut tergolong perbuatan baru yang tidak dicela. (Fath al-Bari, juz 17, hlm. 10)

 Sedangkan dalam Qawa’id al-Ahkam fi Mashalih al-An’am, juz 1, hlm. 173 telah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci bahwa sebagian besar ulama’ membagi bid’ah menjadi lima macam:
1.    Bid’ah Wajibah, yakni bid’ah yang dilakukan untuk mewujudkan hal-hal yang diwajibkan oleh syara’ seperti mempelajari ilmu Nahwu, Sharaf, Balaghah, dengan alasan karena hanya dengan ilmu-ilmu inilah seseorang dapat memahami al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad secara sempurna.
2.    Bid’ah Mandubah, yakni segala sesuatu yang baik tapi tak pernah dilakukan pada masa Rasulullah Saw. Misalnya, shalat tarawih secara berjama’ah, mendirikan madrasah dan pesantren.
3.    Bid’ah Mubahah, seperti berjabat tangan setelah shalat dan makan-makanan yang lezat.
4.    Bid’ah Muharramah, yakni bid’ah yang bertentangan dengan syara’ seperti madzhab Jabariyah dan Murji’ah.
5.    Bid’ah Makruhah, seperti menghiasi masjid dengan hiasan yang berlebihan.

Dari sini dapat dipahami bahwa bid’ah terbagi menjadi dua, pertama bid’ah hasanah yakni bid’ah yang tidak dilarang dalam agama karena mengandung unsur yang baik dan tidak bertentangan dengan ajaran agama, masuk dalam kategori ini adalah bid’ah wajibahbid’ah mandubah dan bid’ah mubahah, salah satu contoh dalam konteks ini seperti perkataan Sayyidina Umar bin Khattab ra. tentang jama’ah shalat tarawih yang beliau laksanakan:

نِعْمَةُ الْبِدْعَةُ هَذِهِ (الموطأ، رقم 231)

Sebaik-baik bid’ah adalah ini (yakni shalat tarawih dengan berjama’ah). (al-Muwaththa’, hadits no. 231)
Contoh bid’ah hasanah antara lain adalah khutbah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, membuka suatu acara dimulai dengan membaca basmalah di bawah seorang komando, menambah bacaan subhanahu wata’ala yang disingkat dengan Swt. setiap ada kalimat Allah Swt. dan shalla-Allahu alaihi wasallama yang diringkas Saw. setiap ada kata Muhammad, berkendara ke tempat atau majlis terpuji dengan naik mobil Alphard, mengendara sepeda motor ke sekolah, melihat acara pengajian dengan televisi, membuat buku Jawabul Masail dengan sarana komputer, mesin cetak, mengabadikan momen-momen tertentu dengan kamera digital, makan es krim, serta masih banyak lagi perbuatan lainnya yang belum pernah ada pada masa Rasulullah Saw. yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Bid’ah yang kedua adalah bid’ah sayyi’ah atau bid’ah dhalalah, yaitu bid’ah yang mengandung unsur negatif dan dapat merusak ajaran dan norma agama IslamBid’ah muharromah dan makruhah dapat digolongkan pada bagian yang kedua ini, dan inilah yang dimaksud oleh sabda Nabi Muhammad Saw:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» (صحيح مسلم)

Dari Aisyah ra, ia berkata, sesungguhnya Rasulullah Saw. Bersabda: Barang siapa yang melakukan perbuatan yang tiada perintah kami atasnya, maka amal itu ditolak. (Sahih Muslim, bab Idza Ijtahada al-Amal)

Dengan adanya pembagian ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua bid’ah itu dilarang dalam agama, sebab yang tidak diperkenankan adalah perbuatan yang dikhawatirkan menghancurkan sendi-sendi agama Islam, sedangkan amaliyah yang akan menambah syiar dan daya tarik agama Islam tidak dilarang, bahkan untuk saat ini sudah waktunya umat Islam lebih kreatif untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan zaman. (Muslim Al-Faqoth)

0 komentar:

KH. Maksum Jauhari - Lirboyo, Kediri - Kyai dan Pendekar


KH MAKSUM JAUHARI- LIRBOYO KEDIRI
BANGKITKAN SEMANGAT JIHAD TUMPAS PKI
Nama Yang Mulia KH Maksum Jauhari atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Maksum bagi warga Nahdliyyin sangat familiar terdengar. Seorang pendekar sejati yang gagah berani, penuh dengan karomah, tegas, tapi lembut, ramah dan bersahaja.
Sejak kecil, karomah beliau sudah bisa dilihat secara kasat mata oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, beliau tidak pernah menggunakan kelebihannya itu untuk hal yang negatif.
Yang paling menonjol dari diri Gus Maksum ialah, di saat usia muda remaja beliau sudah menunjukkan sikap prawira yang luar biasa, dan berani terang-terangan menentang Partai Komunis Indonesia (PKI) yang melalui ormas-ormasnya acap kali melakukan pelecehan agama Islam.
Sebagai seorang pendekar, beliau amat ditakuti oleh orang PKI karena belum pernah ada sejarah, seorang pendekar PKI-pun yang berhasil mengalahkan beliau. Yang terjadi adalah beliau selalu saja mampu merobohkan lawan tandingnya.
Tatkala pemuda-pemuda PKI semakin menjadi-jadi dan mulai berani melakukan tindakan brutal dengan menyerang peserta pengajian, menyandera panitia dan melempar mushaf Al Quran lalu menginjak-injaknya, Gus Maksum tampil terdepan mengawal keselamatan peserta pengajian yang masih trauma. Kejadian tersebut baru beliau ketahui setelah selesai, namun banyak peserta pengajian yang tidak berani kembali ke kampung dan pondok. Dalam peristiwa itu, ayahanda beliau, KH Jauhari mendapat penganiayaan dan perlakuan tidak terhormat. Pengawalan itu beliau lakukan seorang diri.
Pasca puncak Gerakan 30 September 1965, Yang Mulia KH Mahrus Aly, sebagai Ketua Syuriah NU, mendapat kabar bahwa PKI sudah menyiapkan lubang untuk melakukan pembantaian terhadap diri beliau beserta keluarga ndalem, juga seluruh santri Lirboyo. Atas berita ini, Mbah Mahrus memerintahkan Gus Maksum untuk segera mempersiapkan diri dan melatih seluruh santri remaja dan dewasa untuk bersiap-siap.
Bentrokan antara santri dan anggota PKI tidak dapat dihindarkan lagi. Berkat panduan Mbah Mahrus Aly, beliau tidak memperbolehkan santri menyerang anggota PKI yang berada di sekitar pondok. Sikap luar biasa dari Mbah Mahrus ini sangat ditaati dan dijaga oleh Gus Maksum.
Gerakan pembelaan diri dan pembalasan kepada anggota PKI semakin membahana setelah organisasi ini dinyatakan sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia. Sikap "diam" Gus Maksum dan para santri yang diibaratkan seperti api disiram bensin, seketika tersulut tak terbendung. Apalagi, selain kekerasan fisik oleh Pemuda Rakyat dengan jargon Ganyang Santri, Ganyang Sorban, Feodal Borjuis, dan juga sebutan Setan Desa bagi Kyai.
Tak ketinggalan, PKI melalui Lekra-nya acapkali menyinggung umat Islam dengan menampilkan Ludruk dengan judul yang tidak bisa diterima oleh akidah, seperti "Gusti Allah Dadi Nganten", "Malaikat Kawin", dll...
Operasi Pagar Betis, yang merupakan kerjasama antara TNI, Santri, Anshor dan Masyarakat berhasil menumpas kelompok dari organisasi terlarang. Tentu tak lepas dari peran penting Gus Maksum. TNI sangat diuntungkan dengan hal ini. Sebab, pada masa itu, banyak anggota TNI yang menjadi "binaan" PKI, namun tentu saja tidak ada seorangpun Santri dan Ansor yang PKI, sehingga membuahkan hasil yang gilang gemilang. Kediri dan sekitarnya berhasil dibersihkan dari PKI.
Ila hadlroti ruhi KH Maksum Jauhari Lirboyo Kediri wa zawjatihi wadzurriyatihi wa furi'ihi wasilsilatihi wa muhibbihi syaiun lillahu lana walahum al fatihah...
Shuniyya Ruhama H
30 September 2015

0 komentar:

Tip dan Do`a Dalam Mendidik Anak

Yang Mendambakan Keturunan
Dari: Ummi Salim (Istri dari Guru Sayyid Alwalid Al Habib Umar bin Hafidz)
Bismillahir Rahmanir Rahiim.
- Untuk siapa yang Mendambakan Kehamilan (walau telah di vonis dokter mandul)
1.Baca istighfar 10.000 kali setiap hari, selama 1 minggu, Boleh dicicil, dengan syarat menghadap kiblat dan dalam keadaan berwudhu'.
2.Baca surat Alfateha 41 kali, setelah sholat sunnah fajar (sebelum sholat subuh) selama 40 hari, Agar bisa genap 40 hari, orang perempuan dianjurkan mengkonsumsi obat penunda haid.
-Agar kehamilan kuat dan tak gugur ijasah dari Guru Mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz :
Disarankan membaca "Yaa Hasiib" 7 kali, setiap selesai sholat wajib (sambil mengelus perut).
Adab dan do'a bagi wanita hamil hingga proses melahirkan :
Para salafus sholeh mendidik anak-anak mereka semenjak dari kandungan dengan cara mengajak istrinya diwaktu hamil untuk selalu melakukan amalan yang baik seperti membaca alqur'an hingga hattam berkali-kali, bersholawat, dzikir dan selalu mendo'akan anak yang dikandung dengan harapan supaya menjadi anak yang sholeh, qurrotul 'ain Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tuanya, mengikuti jejak para salafussholeh, menjadi orang yang bermanfaat dalam agama untuk dirinya dan umat islam dll.
Adapun do'a buat wanita hamil banyak dan diantarannya :
Do'a untuk wanita hamil (dari Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf)
Dibaca setiap habis sholat lima waktu
بسم الله الرّحمن الرّحيم
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد، اللَّهُمَّ احْفَظْ وَلَدِيْ مَا دَامَ فِيْ بَطْنِي وَاشْفِهِ مَعَ أُمَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَبِيِّكَ وَ رَسُوْلِكَ، أَنْتَ شَافٍ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ شِفَاءً عَاجِلاً لاَيُغَادِرُ سَقَمًا، اللَّهُمَّ صَوِّرْهُ فِيْ بَطْنِيْ صُوْرَةً حَسَنَةً، وَثَبِّتْ قَلْبَهُ إِيْمَانًا بِكَ وَ بِرَسُوْلِكَ، اللَّهُمَّ أَخْرِجْهُ مِنْ بَطْنِيْ وَقْتَ وِلاَدَتِيْ سَهْلاً وَ سَلِيْمًا فِيْ الدُّنْيا و الآخرة، و تقبل دعاءنا كما تقبلت دعاء نبيك و رسولك سيدنا محمد صلى الله عليه و آله و سلم، اللهم احفظ الولد الذي أَخْرَجَكَ مِنْ عَالَمِ الظَّلاَمِ إِلَى عَالَمِ النُّوْرِ وَ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلاً عَاقِلاً لَطِيْفَا، اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ شَهِيْدًا وَ مُبَارَكًا و َعَالِمًا وَ حَافِظًا مِنْ كَلاَمِكَ اْلمَكْنُوْنِ وَكِتَابِكَ الْمَحْفُوْظِ، اللّهُمَّ طَوِّلْ عُمْرَهُ وَ صَحِّحْ جَسَدَهُ وَأَفْصِحْهُ لِقِرَاءَةِ اْلقُرْآنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَبْرًا مِنَ اْلمَرَضِ وَ اْلأَسْقَامِ وَالْعَطَشِ بِبَرْكَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلهِ وَ سَلَّمَ وَ جَمِيْعِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، إِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.آمين
Do'a dari Al Habib Ahmad bin Hasan Al Athos di dalam kitab tadzkirun nas agar tidak keguguran insyaallah, maka dianjurkan bagi wanita hamil untuk meletakkan tangannya diatas perutnya sambil membaca ya Hasiib 7 kali disetiap habis sholat 5 waktu :
يا حسيب x٧
Dan adapun do'a untuk memudahkan proses melahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab al- Adzkar dari hadist Rasulullah SAW dan diamalkan salafussholeh, yaitu terlebih dahulu membaca ayat kursi :
اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ و َلاَ نَوْمُُ، لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَا فِي اْلأَرْضِ، مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَ مَاخَلْفَهُمْ و َلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضَ، و َلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا و َهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيم.
Lalu bacalah ayat dibawah ini 3 kali:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ و الأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش. يغشي الليل و النهار يطلبه حثيثا و الشمس و القمر و النجوم مسخرات بأمره. الا له الخلق و الأمر. تبارك الله رب العالمين x٣
Kemudian baca surat al Ikhlas dan Mu'awwidzatain dan al Fatehah :
بسم الله الرحمن الرحيم
قل هو الله أحد، الله الصمد، لم يلد و لم يولد، و لم يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ.
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، و َمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، و َمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، و َمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد.
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، الذي يوسوس في صدور الناس، من الجنة و الناس.
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، مالك يوم الدين، إياك نعبد و إياك نستعين، اهدنا الصراط المستقيم، صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم و لا الضآلين. آمين
Kemudian perbanyaklah do'a alkarb :
لا إله إلا الله اْلعَظَيم الحليمِْ، لا إله إلا الله رب العرش العظيم، لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَ الأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ.
Kemudian bagi suami dianjurkan untuk memperbanyak bacaan do'a dibawah ini ketika istrinya sudah ada tanda2 melahirkan :
حنا ولدت مريم، مريم ولدت عيسى أخرج أيها المولود بإذن الملك المعبود.
Apabila bayi lahir maka lakukanlah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam , yaitu adzan ditelinga kanan dan iqomat ditelinga kiri kemudian membaca surat al ikhlas :
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
قُل ْهُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يوْلَـدْ. وَلَمْ يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ.

Dan diantara amalan salafuna sholeh membacakan dan tangan diatas kepala anak kecil atau masih bayi surat Al Qodar 3x :
بسم الله الرحمن الرحيم
إنا أنزلنه في ليلة القدر، و مآ أدرىك ما ليلة القدر، ليلة القدر خير من ألف شهر، تنزل الملائكة و الروح فيها بإذن ربهم من كل أمر، سلام هي حتى مطلع الفجر.
Kemudian membaca surat alam nasyroh dan tangan didada bayi atau anak kecil :
بسم الله الرحمن الرحيم
ألم نشرح لك صدرك، و وضعنا عنك وزرك، الذي أنقض ظهرك، و رفعنا لك ذكرك، فإن مع العسر يسرا، إن مع العسر يسرا، فإذا فرغت فانصب، و إلى ربك فارغب.
Didalam kitab ALFAWAIDUL MUKHTAROH
OLEH HABIB ZEIN BIN SUMAITH Yang ditulis murid beliau Al Habib Ali bin Hasan Baharun dinukil dari amalan salaf, dianjurkan agar (orang tua) memegang kepala anaknya sambil membaca do'a :
الشهيد الشهيد x٧ البار البار x٧
Dan disebutkan didalam nasehat Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi tentang amalan diatas insyaallah kelak ketika dewasa menjadi anak yang sholeh sesuai apa yang diharapkan orang tuanya.
Ada sebagian amalan ketika bayi baru lahir yaitu dengan menulis dikening dihari kelahiran bayi kalimat basmalah
بسم الله الرحمن الرحيم
Kemudian hari berikutnya ditulis huruf-huruf hijaiyah begitu seterusnya ditiap harinya sampai selesai dari huruf-huruf tersebut, setelah itu tulislah asma'ul husna ditiap harinya dari kalimat Allah sampai Asshobur.
Jika perilaku dan sikap anak anda tidak sesuai dengan tabiat anda yaitu tidak berbudi baik, maka do'akanlah mereka :
اللهم بارك لي في أولادي، و احفظهم و لا تضرهم، و ارزقني برهم.
Disamping mereka para salafussholeh menekankan pendidikan agama dan keteladanan akhlak yang terpuji untuk anak dan keluarga dirumah mereka, dahulu kaum salafussholeh mendidik anak2 mereka agar percaya penuh kepada Allah dan mengagungkan perintah-perintahnya sejak mereka masih kecil.
Orang maghrabi menyuruh kaum ibu yang sedang menyusui anak-anaknya untuk berdzikir kepada Allah sembari memberikan air susu kepada anaknya (sebagaimana disebutkan oleh Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi).
Sesungguhnya perempuaan yang sedang hamil memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang sedang berpuasa sambil perang di jalan Allah.
Semoga bermanfaat.
Amiinn Yaa Robbal 'Alamin.
✒️ Ustadz Muhammad Husein Al Habsyi
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥 Facebook Page :
Fb.com/HabibMuhammadBinHuseinBinAnisAlHabsyi
📣 Telegram Channel :

0 komentar:

Peringatan Yang Aneh - Kisah Abu Nawas



Abu Nawas
Peringatan Aneh

Suatu hari Abu Nawas dipanggil Baginda. “Abu Nawas.” kata Baginda Raja Harun Al Rasyid memulai pembicaraan. “Daulat Paduka yang mulia.” kata Abu Nawas penuh takzim. “Aku harus berterus terang kepadamu bahwa kali ini engkau kupanggil bukan untuk kupermainkan atau kuperangkap. Tetapi aku benar-benar memerlukan bantuanmu.” kata Baginda bersungguh-sungguh. “Gerangan apakah yang bisa hamba lakukan untuk Paduka yang mulia?” tanya Abu Nawas.

“Ketahuilah bahwa beberapa hari yang lalu aku mendapat kunjungan kenegaraan dari negeri sahabat. Kebetulan rajanya beragama Yahudi. Raja itu adalah sahabat karibku. Begitu dia berjumpa denganku dia langsung mengucapkan salam secara Islam, yaitu Assalamualaikum (kesejahteraan buat kalian semua) Aku tak menduga sama sekali. Tanpa pikir panjang aku menjawab sesuai dengan yang diajarkan oleh agama kita, yaitu kalau mendapat salam dari orang yang tidak beragama Islam hendaklah engkau jawab dengan Wassamualaikum (Kecelakaan bagi kamu) Tentu saja dia merasa tersinggung. Dia menanyakan mengapa aku tega membalas salamnya yang penuh doa keselamatan dengan jawaban yang mengandung kecelakaan. Saat itu sungguh aku tak bisa berkata apa-apa selain diam. Pertemuanku dengan dia selanjutnya tidak berjalan dengan semestinya. Aku berusaha menjelaskan bahwa aku hanya melaksanakan apa yang dianjurkan oleh ajaran agama Islam. Tetapi dia tidak bisa menerima penjelasanku. Aku merasakan bahwa pandangannya terhadap agama Islam tidak semakin baik, tetapi sebaliknya. Dan sebelum kami berpisah dia berkata: Rupanya hubungan antara. kita mulai sekarang tidak semakin baik, tetapi sebaliknya. Namun bila engkau mempunyai alasan laih yang bisa aku terima, kita akan tetap bersahabat.” kata Baginda menjelaskan dengan wajah yang amat murung.

“Kalau hanya itu persoalannya, mungkin, hamba bisa memberikan alasan yang dikehendaki rajaf sahabat Paduka itu yang mulia.” kata Abu Nawas meyakinkan Baginda. Mendengar kesanggupan Abu Nawas, Baginda amat riang. Beliau berulang-ulang menepuk pundak Abu Nawas. Wajah Baginda yang semula gundah gulana seketika itu berubah cerah secerah matahari di pagi hari. “Cepat katakan, wahai Abu Nawas. Jangan biarkan aku menunggu.” kata Baginda tak sabar.

“Baginda yang mulia, memang sepantasnyalah kalau raja Yahudi itu menghaturkan ucapan salam keselamatan dan kesejahteraan kepada Baginda. Karena ajaran Islam memang menuju keselamatan (dari siksa api neraka) dan kesejahteraan (surga) Sedangkan Raja Yahudi itu tahu Baginda adalah orang Islam. Bukankah Islam mengajarkan tauhid (yaitu tidak menyekutukan Allah dengan yang lain, juga tidak menganggap Allah mempunyai anak. Ajaran tauhid ini tidak dimiliki oleh agama-agama lain termasuk agama yang dianut Raja Yahudi sahabat Paduka yang mulia. Ajaran agama Yahudi menganggap Uzair adalah anak Allah seperti orang Nasrani beranggapan Isa anak Allah. Maha Suci Allah dari segala sangkaan mereka.Tidak pantas Allah mempunyai anak. Sedangkan orang Islam membalas salam dengan ucapan Wassamualaikum (kecelakaan bagi kamu) bukan berarti kami mendoakan kamu agar celaka. Tetapi semata-mata karena ketulusan dan kejujuran ajaran Islam yang masih bersedia memperingatkan orang lain atas kecelakaan yang akan menimpa mereka bila mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan yang keliru itu, yaitu tuduhan mereka bahwa Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” Abu Nawas menjelaskan.

Seketika itu kegundahan Baginda Raja Harun Al Rasyid sirna. Kali ini saking gembiranya Baginda menawarkan Abu Nawas agar memilih sendiri hadiah apa yang disukai. Abu Nawas tidak memilih apa-apa karena ia berkeyakinan bahwa tak selayaknya ia menerima upah dari ilmu agama yang ia sampaikan.

0 komentar:

Apa Yang Terjadi Jika Darah Dicampur Alkohol



Berikut fakta mengagumkan dari darah kita.
1). Apabila Gelas diisi air putih, ditetesi darah segar (manusia), maka air berubah menjadi merah karena darah tercampur rata tanpa diaduk. :
● Kesimpulan:
Air putih itu sangat baik untuk tubuh/darah kita.
2). Gelas diisi air garam, ditetesi darah segar, diaduk. Tetap tidak tercampur dengan baik/rata, terlihat darah menggumpal kecil-kecil dan kental.
● Kesimpulan:
Terlalu banyak makan garam, darah jadi kental, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah, jantung harus bekerja lebih keras memompanya.
Bisa berakibat darah tinggi dan stroke.
3). Gelas diisi minyak, ditetesi darah. Tidak mau bercampur dan menggumpal besar.
● Kesimpulan:
Terlalu banyak makan makanan berminyak tidak baik, kolesterol menyumbat pembuluh darah yang mengalir ke jantung, menyebabkan penyakit jantung yang amat riskan kematian karena bisa tiba-tiba anfal dan tidak tertolong.



Gelas diisi alkohol, ditetesi darah. Langsung bercampur, tapi lama-lama darah berubah warna menjadi coklat, berarti darah menjadi rusak.

Silahkan berbagi informasi agar mendapat saham kebaikan karena telah ikut menyampaikan informasi berharga untuk orang lain dan sesama.
Semoga bermanfaat untuk kesehatan tubuh dengan menjaga pola makanan setiap hari...
Salam. Tetap jaga kesehatan.

NB. Jangan pernah coba dicampur sianida ya. :-)

0 komentar:

Abu Nawas - Al`Itiraf (Sebuah Pengakuan)



Syair Doa Abu Nawas – Al I’tiraf (Sebuah Pengakuan)

Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap
Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah
Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). Oleh masyarakat luas
Abu Nawas dikenal terutama karena kecerdasan dan kecerdikan dalam melontarkan kata-kata, sehingga banyak lahir anekdot jenaka yang sarat dengan hikmah.
Berikut ini salah satu karya besarnya sebagai seorang penyair:
Al-I’tiraaf – Sebuah pengakuan.



ِإِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ# وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim


فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي # فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar


ذنوبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَل

Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي

Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya


َإلهي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذنوبِ وَقَدْ دَعَاك

Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka

Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu


َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ # فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?



0 komentar:

Obat Ngantuk Saat Khutbah Jumat



Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin yang telah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk . Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi was sallam, istri-istri Beliau, Keluarganya, para Sahabatnya dan ummat Beliau yang senantiasa meniti jalannya dengan baik hingga hari kiamat.

Ngantuk, kantuk, mengantuk adalah sebuah hal yang sering kita jumpai pada saat hadir di pengajian, khutbah Jum’at, Khutbah ‘Idul Fithri maupun ‘Idul ‘Adha. Bahkan mungkin sebagian dari kita adalah orang yang sering atau pernah mengalami hal di atas.
Yang lebih menakjubkan lagi adalah perkataan sebagian orang, ‘Kalau mau tidur pulas, datanglah ke pengajian, atau hadirilah khutbah Jum’at’. Dan yang lebih membuat kita takjub lagi adalah mereka berdalil pula dengan hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam yang mulia,

ﻣَﻦْ ﺳَﻠَﻚَ ﻃَﺮِﻳﻘًﺎ ﻳَﻠْﺘَﻤِﺲُ ﻓِﻴﻪِ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﺳَﻬَّﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﺑِﻪِ ﻃَﺮِﻳﻘًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻭَﻣَﺎ ﺍﺟْﺘَﻤَﻊَ ﻗَﻮْﻡٌ ﻓِﻰ ﺑَﻴْﺖٍ ﻣِﻦْ ﺑُﻴُﻮﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺘْﻠُﻮﻥَ ﻛِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻳَﺘَﺪَﺍﺭَﺳُﻮﻧَﻪُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺇِﻻَّ ﻧَﺰَﻟَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟﺴَّﻜِﻴﻨَﺔُ ﻭَﻏَﺸِﻴَﺘْﻬُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔُ

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya kalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum/sekelompok orang berkumpul di salah satu dari rumah Allah yang mereka membaca Kitab Allah dan saling mengajarkannya diantara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan dan mereka akan ‘dihujani’ rahmat….” [1]

Hadits yang mulia di atas bukanlah sama sekali dalil bagi mereka karena ketenangan yang dimaksudkan bukanlah tertidur. An Nawawiy
Rohimahullah mengatakan,

ﻭﻗﻴﻞ ﺍﻟﻄﻤﺄﻧﻴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻮﻗﺎﺭ ﻫﻮ ﺃﺣﺴﻦ
“Disebutkan bahwa makna ( ﺍﻟﺴَّﻜِﻴﻨَﺔُ ) adalah
tuma’ninah /ketenangan hati dan Wiqor/ketenangan”[2] .

Jadi yang jelas, mengantuk ketika mendengarkan kajian, khutbah jum’at ataupun sholat adalah sesuatu tercela. Bahkan menguap yang menjadi awal atau tanda dari ngantuk adalah sesuatu yang dibenci Allah Subhana wa Ta’ala . Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda,

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻌُﻄَﺎﺱَ ﻭَﻳَﻜْﺮَﻩُ ﺍﻟﺘَّﺜَﺎﺅُﺏَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺗَﺜَﺎﺀَﺏَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻠْﻴَﺮُﺩَّﻩُ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﻭَﻻَ ﻳَﻘُﻞْ ﻫَﺎﻩْ ﻫَﺎﻩْ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻜُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻳَﻀْﺤَﻚُ ﻣِﻨْﻪُ

“Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap. Jika salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahannya semampunya. Janganlah dia mengatakan ‘Ha…Ha…’ karena hal itu berasal dari Syaithon dan dia tertawa karenanya”[3] .

Ibnu Al ‘Arobiy Rohimahullah mengatakan, “Menguap menunjukkan dan menyebabkan kemalasan. Hal itu dengan perantara syaithon….” [4] .

Lalu bagaimana jika kita tetap menguap ?

[1]. Solusi hal ini telah terdapat dalam hadits di atas, yaitu hendaklah ia tahan semampunya. Namun untuk keadaan di luar sholat wajib maka adala solusi Nabawiyah dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam adalah berpindah tempat .

Beliau Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar Rodhiyallahu ‘anhuma ,

ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻌَﺲَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓِﻲ ﻣَﺠْﻠِﺴِﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓَﻠْﻴَﺘَﺤَﻮَّﻝْ ﺇِﻟَﻰ ﻏَﻴْﺮِﻩِ

“Jika salah seorang dari kalian mengantuk di majelis/sidang pada hari Jum’at maka hendaklah ia berpindah dari tempat tersebut ke tempat yang lain” [5] .

Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukaniy Asy Syafi’i
Rohimahullah mengatakan,
“Hikmah dari perintah untuk berpindah tempat ini adalah sesungguhnya gerakan akan menghilangkan kantuk . Kemungkinan hikmah lainnya adalah perpindahan dari tempat yang kantuk mengalahkannya dan lalai karena tertidur . Walaupun orang yang tertidur tidaklah berdosa (pada dasarnya –ed.)” [6] .

[2]. Solusi lainnya adalah dengan
mempersiapkan diri sedini mungkin sebelum berangkat ibadah Jum’at . Semisal istirahat yang cukup dan tidak membuat/menghadiri halaqoh/pengajian sebelum Ibadah Jum’at jika dikhawatirkan ngantuk pada saat sholat Jum’a t. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda,

ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻬَﻰ ﻋَﻦْ ﺍﻟﺘَّﺤَﻠُّﻖِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﻋَﻦْ ﺍﻟﺸِّﺮَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟْﺒَﻴْﻊِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ

“Sesungguhnya Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam melarang dari membuat halaqoh pada hari Jum’at sebelum dilaksanakan sholat Jum’at, melantunkan syair di mesjid dan jual beli di mesjid” [7] .

Syaikh DR. Musa Alu Nashr hafidzahullah
mengatakan,
“Halaqoh pada hadits ini memiliki dua makna. Makna secara bahasa dan syar’i. Adapun makan loghowi adalah sekelompok manusia yang membuat lingkaran seperti lingkarang pintu. Halaqoh dalam hadits ini berbentuk wazan Tafa’ul yang memiliki arti bersengaja melakukan hal itu.
Adapun makna syar’inya adalah berkumpul untuk belajar walaupun bentuknya tidak melingkar. Kedua makna di atas termasuk makna larangan pada hadits di atas. Allahu a’lam” [1] .

Namun larangan ini tidaklah bersifat mutlak, Syaikh Muhammad bin Sholih
Rohimahullah,

ﺳﺌﻞ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ – ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ :- ﻣﺎ ﺣﻜﻢ ﺍﻟﺘﺤﻠﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻗﺒﻞ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ؟
ﻓﺄﺟﺎﺏ ﻓﻀﻴﻠﺘﻪ ﺑﻘﻮﻟﻪ : ﻭﺭﺩ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺃﻧﻪ ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﺤﻠﻖ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ، ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﺍﻟﺘﺤﻠﻖ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻳﺆﺩﻱ ﺇﻟﻰ ﺗﻀﻴﻴﻖ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺼﻠﻴﻦ ﺍﻟﻘﺎﺩﻣﻴﻦ ﺇﻟﻴﻪ، ﻻﺳﻴﻤﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺤﻠﻖ ﻗﺮﻳﺒﺎً ﻣﻦ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﺤﻀﻮﺭ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺿﻴﻘﺎً، ﻓﺈﻥ ﺿﺮﺭﻫﺎ ﻭﺍﺿﺢ ﺟﺪﺍً، ﺃﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﺤﺬﻭﺭ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻣﺤﻈﻮﺭ ﻓﻴﻬﺎ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺃﺷﻴﺎﺀ ﻟﻀﺮﺭﻫﺎ ﺍﻟﺨﺎﻟﺺ ﺃﻭ ﺍﻟﻐﺎﻟﺐ .
Fadhilatu Syaikh Rohimahullah pernah ditanya, “Apa hukumnya membuat/menghadiri halaqoh di mesjid sebelum dilaksanakan sholat Jum’at ?”

Beliau Rohimahullah menjawab,
“Terdapat riwayat dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam larangan dari membuat halaqoh pada hari Jum’at. Hal ini karena membuat/menghadiri halaqoh pada Hari Jum’at menyebabkan sempitnya mesjid bagi orang-orang yang datang dahulu untuk melaksanakan sholat Jum’at. Terlebih lagi apabila halaqoh tersebut dekat waktunya dengan adzan sehingga dekat dengan waktunya orang datang untuk sholat Jum’at sehingga mesjid menjadi terasa sempit. Bahaya hal ini jelas dapat kita lihat dan rasakan. Adapun jika tidak terdapat padanya sesuatu yang dikhawatirkan bahayanya maka hal ini tidak mengapa. Karena Syari’at hanya melarang sesuatu yang bahayanya murni atau lebih banyak dari manfaatnya” [2] .

[3]. Solusi lainnya adalah mengakhirkan waktu mandi Jum’at hingga dekat dengan waktu akan berangkat sholat Jum’at . Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudriy
Rodhiyaallahu ‘anhu,

ﻏُﺴْﻞُ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻭَﺍﺟِﺐٌ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻣُﺤْﺘَﻠِﻢٍ
“Mandi Jum’at itu wajib bagi orang yang telah baligh” [3] .
Demikian juga hadits dari Ibnu ‘Umar

Rodhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda ,

ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔَ ﻓَﻠْﻴَﻐْﺘَﺴِﻞْ

“Jika salah seorang dari kalian hendak melaksanakan sholat Jum’at maka mandilah” [4] .
Dianjurkan mengakhirkan mandi Jum’at hingga ketika akan berangkat sholat Jum’at . Hal karena tujuan dari disyari’atkannya mandi Jum’at adalah membersihkan diri dan menghilangkan bau yang tidak sedap. Hal inilah mungkin pandangan Imam Malik Rohimahullah .
[5]

Mudah-mudahan bermanfaat dan kita bisa mencurahkan perhatian penuh ketika khotib sedang berkhutbah..


0 komentar: