Mereka Yang Diharamkan Berfatwa

Pertanyaan : 
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ustadz Ahmad Sarwat yang dirahmati Allah. Dua pertanyaan sebelumnya bicara tentang pengertian fatwa dan hukum berfatwa serta keutamaannya. Yang saya tanyakan sekarang adalah apakah berfatwa ini boleh dilakukan oleh sembarang orang?

Sebab setahu saya, untuk boleh berfatwa maka seseorang itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Mohon penjelasan yang lebih dalam dan terima kasih.

Wassalam

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Namun meski memberi jawaban syar’iyah atas pertanyaan orang-orang itu hukumnya wajib dan mendapatkan pahala yang besar, sementara menyembunyikan ilmu itu hukumnya dosa, bukan berarti setiap orang boleh memberikan jawaban seenaknya.

Maka pada dasarnya, tidak semua orang wajib menjawab pertanyaan, tidak setiap muslim berhak menjadi mufti. Orang yang tidak punya kapasitas ilmu yang memadai, justru diharamkan berfatwa. Sebab fatwanya bukan menjadi petunjuk agama, sebaliknya malah bisa jadi menyesatkan manusia.
Dalam kenyataannya, pemberian fatwa yang diharamkan ada beberapa jenis :
1. Sengaja Berniat Merusak Agama
Ada orang-orang yang secara sengaja berniat untuk merusak agama Islam, lewat fatwa-fatwa yang menyesatkan serta menjauhkan orang dari agama.
Di masa lalu fatwa yang haram ini misalnya fatwa-fatwa sesat yang disuntikkan oleh orang-orang zindiq, yang memang niatnya semata-mata ingin merusak agama. Termasuk fatwa sesat yang dikeluarkan kalangan Mu’tzilah yang berpaham bahwa dosa besar yang dilakukan seseorang langsung berakibat pada gugurnya status keislamamnya.
Di masa sekarang, contoh yang mudah adalah fatwa-fatwa yang diluncurkan oleh kalangan aktifis Islam Liberal, yang berfatwa bahwa semua agama sama. Lewat agama manapun, dalam pandangan sesat kelompok ini, tiap orang akan mendapatkan ridha dari Allah dan akan masuk ke dalam surga yang sama.
Maka nanti di surga, para pendeta, bikshu, rahib dan ulama akan bersama-sama menempati surga yang satu. Orang-orang seperti ini, memang niatnya ingin merusak, atau seperti yang diistilahkan di dalam Al-Quran, mereka ingin meredupkan bahkan memadamkan cahaya Allah lewat fatwa-fatwa sesat mereka.
يُرِيدُون أن يُطْفِؤُواْ نُور اللّهِ بِأفْواهِهِمْ ويأْبى اللّهُ إِلاّ أن يُتِمّ نُورهُ ولوْ كرِه الْكافِرُون
Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. At-Taubah : 32)
Namun Allah tetap akan membela agamanya dari fatwa-fatwa sesat orang-orang yang hatinya kotor penuh dengan debu kekafiran. Namun kalau mereka beragama Islam, mari sama-sama kita doakan agar Allah SWT melapangkan hati mereka dengan cahaya-Nya yang tidak pernah padam.
Dan alangkah banyaknya mereka yang dulu sempat ikut paham liberal, kini sudah kembali ke jalan yang benar karena hidayah Allah. Apabila Allah sudah memberi hidayah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya.
2. Kurangnya Ilmu
Fatwa yang menyesatkan boleh jadi lahir bukan karena ingin merusak agama. Malah kadang justru datang dari motivasi yang baik, yaitu ingin berdakwah untuk agama dan membela tegaknya hukum Allah.
Namun karena yang memberi fatwa ini bukan orang yang ahli di bidangnya, maka fatwa yang keluar dari dirinya justru menyesatkan orang lain. Dan penyebab utamanya bukan sama sekali tidak punya ilmu,tetapi ilmu yang ada kurang jumlahnya.
Pemandangan seperti inilah yang justru saat ini seringkali kita saksikan, baik secara langsung atau pun lewat media televisi.
Hampir setiap hari kita menyaksikan orang-orang dengan kapasitas seadanya, menjawab banyak pertanyaan yang fatal, karena terkait dengan hukum halal dan haram, tapi dijawab dengan sekenanya, tanpa merujuk kepada dalil-dalil syar’iyah yang baku, dan tanpa merujuk kepada pendapat para fuqaha yang muktamad.
Maka sudah ada tegas peringatan untuk tidak sembarangan memberi fatwa, kalau bukan memang orang yang ahli di bidangnya. Sebab pertanggung-jawabannya cukup besar, yaitu api neraka. Rasulullah SAW telah mengancam dalam sebuah hadits bahwa :
إِنّ الله لا يقْبِضُ العِلْم اِنْتِزاعًا ينْتزِعُهُ مِن العِبادِ ولكِنْ يقْبِضُ العِلْم بِقبْضِ العُلماء حتىّ إِذالم يُبْقِ عالِمًا اِتّخذ النّاسُ رُءُوسًا جُهّالاً فسُئِلُوا فأفْتوْا بِغيْرِ عِلْمٍ فضلُّوا وأضلُّوا
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba dari tengah manusia, tapi Allah mencabut ilmu dengan dicabutnya nyawa para ulama. Hingga ketika tidak tersisa satu pun dari ulama, orang-orang menjadikan orang-orang bodoh untuk menjadi pemimpin. Ketika orang-orang bodoh itu ditanya tentang masalah agama mereka berfatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menceritakan bahwa umat Islam yang telah kehilangan para ulama, lantas mereka menjadikan para tokoh yang bodoh dan tidak punya ilmu sebagai tempat untuk merujuk dan bertanya masalah agama. Alih-alih mendapat petunjuk, yang terjadi justru mereka semakin jauh dari kebenaran, bahkan sesat dan malah menyesatkan banyak orang.
Di akhirat, mereka yang berfatwa seenaknya saja dengan berani tanpa dasar ilmu syariah yang kokoh, diancam dengan api neraka. Rasulullah SAW mewanti-wanti dalam sabdanya :
أجْرؤُكُمْ على الْفُتْيا أجْرؤُكُمْ على النّارِ
Orang yang paling berani di antara kalian dalam berfatwa adalah orang yang paling berani masuk neraka (HR. Ad-Darimi)
Diriwayatkan dari Sufyan dan Sahnun, bahwa mereka pernah berkata :
أجْسرُ النّاسِ على الْفُتْيا أقلُّهُمْ عِلْمًا
Orangyang paling banyak berfatwa pertanda mereka adalah orang-orang yang sedikit ilmunya.
Al-Atsram pernah berkata :
سمِعْتُ أحْمد بْن حنْبلٍ يُكْثِرُ أنْ يقُول : لا أدْرِي
Saya seringkali mendengar dari Al-Imam Ahmad bahwa beliau berkata,”Saya tidak tahu”.
Demikian sekilas tentang syarat untuk menjadi mufti atau pemberi fatwa. Bukan syarat yang mudah dan harus ditempuh lewat jalur pendidikan yang khusus tentunya.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc., MA

0 komentar:

Quotes - Jangan Mudah Putus Asa



Jangan mudah putus asa jika sedang menghadapi musibah.karena setiap tetesan air hujan yg jernih itu berasal dari awan yg gelap.

kuncinya adalah kesabaran menjalani musibah tersebut.karena Allah Ta'ala telah menjamin disetiap kesulitan pasti disusul dg kemudahan.

segala sesuatu diawali dari yg kecil kemudian menjadi besar kecuali musibah. Sungguh musibah itu awalnya besar seiring dg berjalannya waktu akan menjadi kecil....

Lihatlah malam yg gelap... semakin gelapnya malam kemudian pasti muncul terangnya pagi...
lihatlah tali... semakin kencang tali itu ditarik maka semakin cepat tali tsb putus..

itulah musibah... semakin kita tenggelam dalam musibah maka semakin cepat kita terlepas dari kesulitannya....

Senyum itu ibadah . Marah itu mudah tapi sabar itu jauh lebih indah....


Selalu tersenyum

0 komentar:

Kenangan bersama guruku KH Ali Mustafa Yaqub

Kenangan bersama guruku KH Ali Mustafa Yaqub

Saya baru selesai mengajar kelas pertama dan menuju kantor dekan Fakultas Hukum Monash University untuk bertemu Prof Bryan Horrigan ketika sahabatku Afwan Faizin dari Jakarta mengirim mesej: "kami turut berduka cita atas wafatnya Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub". Saya terkejut dan langsung membalas: "apa benar pak kiai wafat?"

Sekretaris Dekan sudah memanggil saya masuk ketika saya buka whatsapp dan melihat mesej bertubi-tubi dari keluarga saya dan para tokoh lainnya mengabarkan berita duka yang sama. Saya mendadak lemas dan sulit berkonsentrasi.

Ingatan saya melayang lebih dari 20 tahun lalu (sekitar 1994-1995) ketika saya disuruh Abah saya untuk mengaji ke rumah Kiai Ali Mustafa Yaqub. Meski saat itu saya kuliah di jurusan perbandingan mazhab IAIN Jakarta, Abah saya memandang saya perlu untuk menambah ilmu dengan belajar dengan pak kiai yang ahli hadits ini. Saat itu Pak Kiai masih ngontrak di belakang asrama putri IAIN Jakarta, hanya berjarak 50 meter dari sekretariat FORMACI (Forum Mahasiswa Ciputat). Pak Kiai belum mendirikan Pesantren Darus Sunnah saat itu. Jadi, saya termasuk santri awal beliau di Jakarta.

Ini sebagian kenangan saya dengan beliau:

1. Bahtsul Masail Lirboyo
Sewaktu tahun 1999 saya hadir ke Muktamar NU di Lirboyo, Pak Kiai saat itu menjadi pengurus Lajnah Bahtsul Masail PBNU. Saat saya memasuki masjid tempat arena bahtsul masail dimana para kiai sedang asyik berdiskusi memecahkan berbagai persoalan hukum Islam. Saya lihat Pak Kiai duduk di bagian depan menghadap ke peserta. Beliau rupanya melihat kehadiran saya, langsung dari jauh beliau memberi kode saya untuk maju ke depan. Para kiai sepuh tentu kaget melihat saya maju ke depan, Pak Kiai Ali Mustafa Yaqub kemudian mengenalkan saya kepada para kiai, lantas meminta saya duduk disampingnya. Saya jadi salah tingkah dibuatnya.

Setelah menanyakan kabar Abah saya, beliau terus berbisik kepada saya: "Ayo kita keluar cari es kelapa muda" padahal diskusi sedang seru-serunya saat itu. Tapi dengan enteng beliau ajak saya keluar masjid. Kami lantas duduk di warung sambil minum es kelapa muda, lantas mengalirlah cerita beliau soal perdebatan di Bahtsul Masail. Saya menyimak cerita beliau, sambil sesekali bertanya ini-itu.  Saat itu kesan saya beliau hendak meringkaskan kepada saya apa inti perdebatan di dalam masjid saat itu. Saya merasa mendapat kehormatan karena langsung diceritakan beliau.

2. Buka Puasa di MUI

Tahun 2000 saat selesai program Master dan menunggu beasiswa untuk lanjut PhD saya mewakili Abah saya hadir di acara buka puasa bersama di MUI Pusat. Saya berangkat bertiga satu mobil dengan Pak Kiai dan satu tokoh lagi. Pak Kiai berkata kepada tokoh tersebut: "silakan duduk di depan karena antum kan sarjana hukum, jadi kalau di jalan nanti ada urusan dengan polisi biar gampang kita melewatinya". Saya tersenyum dengan 'candaan' Pak Kiai kepada tokoh ini. Lantas Pak Kiai bisik ke saya, "nah kita bisa duduk berdua di belakang sambil ngobrol". Maka asyiklah kami ngobrol di kursi belakang.

Di tengah jalan, 'candaan' Pak Kiai menjadi kenyataan. Ternyata mobil yang kami tumpangi distop polisi dan tokoh yang duduk di depan jadi bersungut-sungut karena dia yang harus menghadapi polisi. Pak Kiai langsung menyenggol tangan saya, "tuh kan benar..." Pak Kiai tertawa kecil dan saya geleng-geleng kepala melihat "karomah" beliau ini. Begitulah kekasihNya itu: bercanda saja langsung jadi kenyataan.

3. Mendampingi Obama di Istiqlal

Sewaktu terdengar kabar bahwa Presiden Obama akan meninjau Masjid Istiqlal dalam kunjungan resmi kenegaraannya tahun 2010. Saya terus bershalawat dan membaca doa mengikuti siaran langsung acara tersebut dari Australia. Saya menyadari makna penting tugas yang diemban Pak Kiai sebagai simbol representasi Islam di depan Obama dan istrinya. Saya berharap Allah menjaga Pak Kiai agar tidak salah langkah dan salah tutur kata yang membawa kerugian kita semua. Semoga lewat Pak Kiai Allah membuka mata hati Obama akan keadaan Islam di Indonesia yang berbeda dengan konflik di Timur Tengah.



Selepas acara kunjungan yang sukses tersebut saya kirim sms ke pak kiai mengucapkan selamat dan rasa syukur saya atas selesainya tugas besar pak kiai mewakili Muslim Indonesia di depan Obama. Di luar dugaan saya, Pak Kiai langsung membalas sms saya dengan rendah hati mengatakan suksesnya acara ini juga berkat doa semua termasuk yang di Australia. Bahkan beliau terkesan biasa saja menjalani peristiwa heboh ini. Tidak ada sama sekali kesan jumawa atau merasa dirinya mendadak menjadi tokoh penting. Sebuah pelajaran penting dari beliau. Semua memang dikembalikan pada lurusnya niat dan ketulusan dalam berbuat kebajikan. Yang lain pada heboh, namun beliau yang menjalaninya adem dan kalem saja. Subhanallah.

Pak Kiai, terima kasih atas ilmunya, canda dan ceritanya, serta keteladanan yang Pak Kiai contohkan kepada kami semua para santri. Semoga Allah jadikan segala jerih payah Pak Kiai mengajarkan Hadits dan Sunnah Rasulullah SAW menjadi wasilah bagi bertemunya Pak Kiai dengan Rasulullah SAW di telaga al-Kautsar.  Sampai kita bertemu lagi Pak Kiai....Al-Fatihah...

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama
Australia - New Zealand

0 komentar:

Haji Pengabdi Setan



Oleh: Ali Mustafa Yaqub*

IBADAH haji 1426 H, pekan lalu, usai sudah. Jamaah haji Indonesia mulai pulang ke Tanah Air. Bila mereka ditanya apakah Anda ingin kembali lagi ke Mekkah, hampir seluruhnya menjawab, ''Ingin.'' Hanya segelintir yang menjawab, "Saya ingin beribadah haji sekali saja, seperti Nabi SAW."

Jawaban itu menunjukkan antusiasme umat Islam Indonesia beribadah haji. Sekilas, itu juga menunjukkan nilai positif. Karena beribadah haji berkali-kali dianggap sebagai barometer ketakwaan dan ketebalan kantong. Tapi, dari kacamata agama, itu tidak selamanya positif.

Kendati ibadah haji telah ada sejak masa Nabi Ibrahim, bagi umat Islam, ia baru diwajibkan pada tahun 6 H. Walau begitu, Nabi SAW dan para sahabat belum dapat menjalankan ibadah haji karena saat itu Mekkah masih dikuasai kaum musyrik. Setelah Nabi SAW menguasai Mekkah (Fath Makkah) pada 12 Ramadan 8 H, sejak itu beliau berkesempatan beribadah haji.

Namun Nabi SAW tidak beribadah haji pada 8 H itu. Juga tidak pada 9 H. Pada 10 H, Nabi SAW baru menjalankan ibadah haji. Tiga bulan kemudian, Nabi SAW wafat. Karenanya, ibadah haji beliau disebut haji wida' (haji perpisahan).

Itu artinya, Nabi SAW berkesempatan beribadah haji tiga kali, namun beliau menjalaninya hanya sekali. Nabi SAW juga berkesempatan umrah ribuan kali, namun beliau hanya melakukan umrah sunah tiga kali dan umrah wajib bersama haji sekali. Mengapa?

Sekiranya haji dan atau umrah berkali-kali itu baik, tentu Nabi SAW lebih dahulu mengerjakannya, karena salah satu peran Nabi SAW adalah memberi uswah (teladan) bagi umatnya. Selama tiga kali Ramadan, Nabi SAW juga tidak pernah mondar-mandir menggiring jamaah umrah dari Madinah ke Mekkah.

Dalam Islam, ada dua kategori ibadah: ibadah qashirah (ibadah individual) yang manfaatnya hanya dirasakan pelakunya dan ibadah muta'addiyah (ibadah sosial) yang manfaatnya dirasakan pelakunya dan orang lain. Ibadah haji dan umrah termasuk ibadah qashirah. Karenanya, ketika pada saat bersamaan terdapat ibadah qashirah dan muta'addiyah, Nabi SAW tidak mengerjakan ibadah qashirah, melainkan memilih ibadah muta'addiyah.


Menyantuni anak yatim, yang termasuk ibadah muta'addiyah, misalnya, oleh Nabi SAW, penyantunnya dijanjikan surga, malah kelak hidup berdampingan dengan beliau. Sementara untuk haji mabrur, Nabi SAW hanya menjanjikan surga, tanpa janji berdampingan bersama beliau. Ini bukti, ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual.

Di Madinah, banyak ''mahasiswa'' belajar pada Nabi SAW. Mereka tinggal di shuffah Masjid Nabawi. Jumlahnya ratusan. Mereka yang disebut ahl al-shuffah itu adalah mahasiswa Nabi SAW yang tidak memiliki apa-apa kecuali dirinya sendiri, seperti Abu Hurairah. Bersama para sahabat, Nabi SAW menanggung makan mereka. Ibadah muta'addiyah seperti ini yang diteladankan beliau, bukan pergi haji berkali-kali atau menggiring jamaah umrah tiap bulan. Karenanya, para ulama dari kalangan Tabiin seperti Muhammad bin Sirin, Ibrahim al-Nakha'i, dan Malik bin Anas berpendapat, beribadah umrah setahun dua kali hukumnya makruh (tidak disukai), karena Nabi SAW dan ulama salaf tidak pernah melakukannya.

Dalam hadis qudsi riwayat Imam Muslim ditegaskan, Allah dapat ditemui di sisi orang sakit, orang kelaparan, orang kehausan, dan orang menderita. Nabi SAW tidak menyatakan bahwa Allah dapat ditemui di sisi Ka'bah. Jadi, Allah berada di sisi orang lemah dan menderita. Allah dapat ditemui melalui ibadah sosial, bukan hanya ibadah individual. Kaidah fikih menyebutkan, al-muta'addiyah afdhol min al-qashirah (ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individual).

Jumlah jamaah haji Indonesia yang tiap tahun di atas 200.000 sekilas menggembirakan. Namun, bila ditelaah lebih jauh, kenyataan itu justru memprihatinkan, karena sebagian dari jumlah itu sudah beribadah haji berkali-kali. Boleh jadi, kepergian mereka yang berkali-kali itu bukan lagi sunah, melainkan makruh, bahkan haram.

Ketika banyak anak yatim telantar, puluhan ribu orang menjadi tunawisma akibat bencana alam, banyak balita busung lapar, banyak rumah Allah roboh, banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja, banyak orang makan nasi aking, dan banyak rumah yatim dan bangunan pesantren terbengkalai, lalu kita pergi haji kedua atau ketiga kalinya, maka kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah haji kita itu karena melaksanakan perintah Allah?

Ayat mana yang menyuruh kita melaksanakan haji berkali-kali, sementara kewajiban agama masih segudang di depan kita? Apakah haji kita itu mengikuti Nabi SAW? Kapan Nabi SAW memberi teladan atau perintah seperti itu? Atau sejatinya kita mengikuti bisikan setan melalui hawa nafsu, agar di mata orang awam kita disebut orang luhur? Apabila motivasi ini yang mendorong kita, maka berarti kita beribadah haji bukan karena Allah, melainkan karena setan.

Sayangnya, masih banyak orang yang beranggapan, setan hanya menyuruh kita berbuat kejahatan atau setan tidak pernah menyuruh beribadah. Mereka tidak tahu bahwa sahabat Abu Hurairah pernah disuruh setan untuk membaca ayat kursi setiap malam. Ibadah yang dimotivasi rayuan setan bukan lagi ibadah, melainkan maksiat.

Jam terbang iblis dalam menggoda manusia sudah sangat lama. Ia tahu betul apa kesukaan manusia. Iblis tidak akan menyuruh orang yang suka beribadah untuk minum khamr. Tapi Iblis menyuruhnya, antara lain, beribadah haji berkali-kali. Ketika manusia beribadah haji karena mengikuti rayuan iblis melalui bisikan hawa nafsunya, maka saat itu tipologi haji pengabdi setan telah melekat padanya. Wa Allah a'lam.[ ]

*Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta

0 komentar:

Pantun si Pitung



RANCAG SI PITUNG
 Duduk di rume baca alQur’an Turun ke pekarangan maen pukulan

Batavia 1894

Empat pelor nembus di badan
Pondok Kopi tempat pengapesan
Tiga pelor waja satu emas beneran
Cuman kaja Pitung rebah doangan

Marunda Pulo tempat tujuan
Tapi dipegat kumpeni di jalanan
Schout Hijne punya pimpinan
Bawa pulisi bangsa selusinan

Pitung besar di Kebayuran
Lahir di Cikoneng Tangerang punya bilangan
Dari tahun 1896 punya hitungan
Dia sukanya maen di pesisiran

Marunda Pulo Kali Besar Bandengan
Pitung punya daerah rampokan
Duit keras dan permata emas-emasan
Dia jarah bersama Ji’ih bedua’an

Mak si Pitung ogah dimadu
Becere ama laki sudahlah kudu
Kampung Rawa Belong tempat dituju
Pitung pitik tumbuh bermain gundu

Kewajiban pokok mengangon kambing
Kalau gemuk jual di pasar zonder keliling
Nasib apes Pitung tuju keliling
Hasil jualan dirampas maling

Pitung takut pulang ke rumah
Pasti Mak sama Engkong pada marah
Kemayoran dituju dari Paal Merah
Ketemu Guru Na’ipin ahli tareqah

Guru Na’ipin murid Guru Cit Pecenongan
Langgar Gang Kingkit dia punya perguruan
Tarekat Betawi memang selalu berendengan
Sama maen pukulan dan kekebalan badan

Aturannya ini pegangan bela diri
Tak boleh digunakan buat jual aksi
Tapi Pitung amalkan fa’ie
Harta musuh halal buat urusan sabili

Itu jaman banyak pemberontakan petani
Tambun Ciomas Cilegon Condet Tana Tinggi
Petani tertindas perang sabil lawan kumpeni
Pitung ambil peran semacam bendahari

Hasil rampokan bukan dibagikan ke rakyat
Karena bukan jengkol bèwè atawa ikan sepat
Cuma ada satu jalan tolong rakyat melarat
Lawan Belanda dan kaki tangannya yang keparat

Satu kali Pitung tertangkap
Di bui Mester dia disekap
Mendengar Ji’ih dibunuh sebab diperangkap
Pitung loloskan diri dari penjara yang pengap

Demamg Kebayuran yang jadi cumi-cumi
Kepergok Pitung – berusaha lari
Pitung gak kasih jalan barang secenti
Demang mati – usus berarakan didodèt belati

Dung Indung Si Pitung mau tidur
Tidurnya lagi dipangkuan Emak

Pitung dalam perjalanan ke rumah sakit
Menyanyi terus-terusan
Nyanyian Mak menidurkan Pitung alit
Begitu kata Margriet van Teel ahli penelitian

Zegt Pitung – apa kowe minta yang pengabisan?
Schout Hijne bertanya di mobil ambulan
Tuak sama es Tuan
Goed – sebentar kita beli di jalan

Tuak sama es diminum pelan-pelan
Napas Pitung sudah sengal-sengalan
Gelas terjatuh tumpahkan sisa minuman
Pitung temui ajal di perjalanan

Pitung meninggal masih bujangan
Tanpa ratapan dan tangisan
Malah sesudahnya Hijne ketawa cekikikan
Ketika merayakan Pitung punya kematian

Tak jelas benar dimana Pitung dikuburkan
Kabarnya mayat dibelah empat potongan
Ditanam di Paal Tuju Depok dan Bandengan
Makanya dipotong sebab kumpeni kepikiran
Pitung hidup lagi en bangkit dari kuburan

Rancag Si Pitung sampe di sini
Pemberontak tunggal di negeri Betawi
Delapan tahun dia repotkan kumpeni
Sampai Snouck Hurgronye seorang ahli
Melapor Baginda Ratu ejek-ejek polisi
Tak bisa tangkap Pitung – main dukun orang Hindi
Minta pertolongan setan dan peri
Meski pun banyak kontroversi
Pitung jago dan pahlawan Betawi
Beda ama Jampang perampas orang punya isteri
Ketika Jampang digantung orang tak perduli

Mari angkat tangan sepuluh jari
Panjatkan do’a pada Ilahi Rabbi
Moga-moga Pitung diampunkan
Atas segala dosa dan perbuatan
Dan dimuliakan dia punya niatan
Bikin pembalasan atas penindasan

0 komentar:

Ketika Mengeluh !!! Allah SWT Selalu Menjawabnya Dalam Al-Qur`an

SEPELE, TAPI MARI BUKTIKAN KEBENARANNYA"


 
1)- Ketika kita mengeluh :
“Ah mana mungkin…. : .
”✅Allah menjawab : 
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢
“Jika AKU menghendaki, cukup Aku berkata“Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)

2)- Ketika kita mengeluh : 
“Wah, letih sekali….
”✅Allah menjawab : 
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا ﴿٩ 
“…dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An- Naba :9)

3)- Ketika kita mengeluh : 
“Berat sekali ya, gak sanggup rasanya…
”✅Allah menjawab : 
لَا يُكَلِّفُ اللَّـهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dgn kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)

4)- Ketika kita mengeluh : 
“Stress nich, bingung?!
” ✅Allah menjawab : 
أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨
“Hanya dengan mengingatKu hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ra’d :28)

5)- Ketika kita mengeluh : 
“Yah, ini mah bakal sia-sia..deh! ” ✅Allah menjawab :
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ﴿٧ 
”Siapa yg mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarahpun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al- Zalzalah :7)

6)- Ketika kita mengeluh : 
“saya sendirian, gak ada seorgpun yang mau membantu…
”✅ Allah menjawab : 
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ﴿٦٠ 
“Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)

7)- Ketika kita mengeluh : 
“Sedih sekali rasanya…
”✅Allah menjawab : 
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّـهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّـهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ اللَّـهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّـهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّـهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿٤٠
“La Tahzan,..Innallaha Ma’ana... Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)

8)- Ketika kita mengeluh : 
“Ampun..susah banget ini kerjaan…
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب ﴿٨
”✅Allah menjawab : “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah:6-7).

0 komentar:

Meniru Dakwah Rasul, Kiani Punya Murid Muallaf Banyak



JEPARA – Menjadi ketua MWC NU Kecamatan Keling Jepara punya tugas lebih dibanding kecamatan lain di Kabupaten Jepara. Selain medan dakwah yang mayoritas berupa gunung, warganya juga memeluk beragam keyakinan.

Dari 18 kelurahan di Keling hanya ada 3 desa yang berupa daratan. Pun demikian, agama yang dipeluk bukan hanya Islam. Ada Nasrani da Budha dengan rumah ibadah masing-masing yang megah. Bahkan, Vihara terbesar di negeri ini, ada di Keling. Hal itu dituturkan oleh KH Ali Murtadlo (38), Rais Syuriah NU Kec. Keling di tengah ia menjalankan tugas ngaji dan dakwah di Desa Damarwulan, Jumat (22/04/2016) siang.

Kiai alumnus Pesantren Salafiyah, Kajen, Pati ini juga menjelaskan cara koordinasi antar pengurus ranting NU. “Karena jarak yang jauh, terjal, naik-turun, kami harus yang turun langsung ke bawah,” paparnya.

Kyai Murtadho

Kiai Murtadlo juga menjelaskan, untuk acara ngaji, ia tidak membuat majelis pengajian dekat rumah sebagaimana dilakukan pengasuh pesantren. Dakwah di Keling harus door to door. Turun langsung ke lapangan. Masjid Al-Iman di Medono, Damarwulan, jadi salah satu lokasi pilihannya menyampaikan ajaran Islam.

Dua kali tiap selapan (35 hari), Kiai Murtadlo punya jadwal ngaji di sana. Kitab yang dibaca adalah Kifayatul Ahyar dan Mauidloh Lil Mu’minin. Dua judul itu dipilih karena lebih fleksibel diterapkan untuk masyarakat yang plural. “Kitab itu pas untuk masyarakat sini,” ujarnya.

Cara penyampainnya pun tidak terkesan mengajak. Narasi-narasi dakwah yang digunakan tidak puritan dan mudah mengafirkan orang lain. Ini semata-mata demi kepentingan umum yang lebih luas.



“Saya menggunakan cara dakwah yang santun, meniru akhlaq rasul. Misalnya, ketika membahas soal najis anjing, saya tidak langsung ke hukumnya. Tapi caranya menghormati tetangga. Saya justru menerangkan keharaman menyakiti tetangga walaupun anjing mereka mengotori halaman rumah. Anjing itu makhluk tanpa akal, jadi anjingnya tidak perlu diusir,” tandas Kiai Murtadlo.

Tidak seperti daerah lain. Anjing di daerah Keling memang sering berkeliaran di jalan-jalan umum. Bahkan di halaman masjid. Jika cara dakwahnya tidak menggunakan akhlak rasul, hal kecil itu akan mengganggu kerukunan umat beragama.

Berkah dakwah ala Rasul itu, alhamdulillah selama menjadi Rais Syuriah MWC NU Keling, ada 37 orang yang tertarik menjadi muallaf. Semuanya berasal dari Desa Ngipik, Medono dan Ndodol.

Mereka inilah yang setiap selapan dua kali diajari shalat oleh Kiai Murtadlo. Selain itu, mereka juga diwulang fikih dank ke-NU-an. Kini, ada 13 titik yang rutin didatangi Kiai Murtadlo untuk mulang ngaji. (Abdullah badri)

0 komentar:

Kabar Terbaru Yaman - Al-Qaeda Vs Tentara Yaman


Hari ini saya keluar menuju Pemakaman Zanbal di Tarim, jantung kota Tarim penuh sesak dan dijaga ketat oleh Tentara Yaman. Jalanan menjadi macet, terdengar suara tembakan berkali-kali diarahkan ke langit kota Tarim yang biru bersih.

Sedikit tegang, beberapa tentara membirakan orasi di tengah masa yang menutupi jantung kota Tarim, jalanan penuh sesahk, macetpun tak terhalaukan sedangkan suara tembakan terus dilepaskan ke langit.

Tadi siang aku bertanya kepada temanku yang berada di Mukalla apa yang terjadi di sana, dia menjawab di Mukalla sedang terjadi pertempuran sengit melawan Al-Qaeda oleh Tentara Yaman. Rakyat sipil dilarang berkeliaran agar tak termakan menjadi korban.

Ketika saya berlalu di tengah kerumunan orang-orang yang dijaga Tentara di Tarim, saya menemukan Spanduk besar bertuliskan 3 Syuhada' Tarim yang gugur dalam "Operasi Pembebasan Kota Mukalla" dari cengkraman Al-Qaeda.

Saya kira di Tarim sedang terjadi perang, sebab suara tembakan sudah saya dengar sejak jam 1.30 dini hari. Bahkah di jalanan saya menemukan sisa-sisa peluru tembakan tersebut. Ternyata 3 orang yang mereka anggap mati Syahid asal Tarim itu dimakamkan sore ini di Zanbal dan sekitarnya. [IMY]

0 komentar: