Terbelahnya Bulan Menjadi Dua




Hasil gambar untuk bulan terbelah





Terbelahnya Bulan Menjadi Dua
Pada zaman  Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bulan terbelah menjadi dua. Orang-orang kafir Mekkah ikut menyaksikannya. (Sumber: H.R Al-Bukhari,  no. 3636, 3637, dan 3638)
Orang kafir Mekkah meminta bukti kenabian Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Allah tunjukkan dengan terbelahnya bulan menjadi dua.

0 komentar:

Ketika Imam Ghozali bertarekat



Ketika Imam Ghozali bertarekat

Mungkin kalimat ini terdengar asing bahkan aneh. karena seorang imam besar yang bergelar Hujjatul Islam  memiliki guru tarikat dan bergaul dengan mereka. Mengapa seseorang yang sudah memiliki kedudukan tinggi masih juga menjadi ‘murid’???,
Mengapa masih belajar? bukankah beliau seorang guru besar. apa yang beliau pelajari? bukankah ilmu beliau sudah memumpuni....

Abu Hamid al Ghozali berkata, “ Pada awalnya aku adalah orang yang mengingkari kondisi spiritual orang – orang sholeh dan derajat-derajat yang dicapai oleh ahli ma’rifat. Hal itu terus berlanjut hingga aku bergaul dengan mursyidku, Yusuf an Nasaj. Dia terus mendorongku untuk terus bermujahadah, hingga akhirnya aku mendapatkan karunia- karunia ilahiah. Aku dapat melihat Alloh dalam mimpiku. Dia berkata kepadaku, “Wahai Abu Hamid, tinggalkanlah segala kesibukanmu. Bergaullah dengan orang – orang yang telah Aku jadikan sebagai tempat pandanganKu. Mereka adalah orang-orang yang telah menggadaikan dunia dan akhirat karena mencintai Aku. lalu aku berkata, Demi kemuliaan Mu, aku tidak akan melakukkannya kecuali jika Engkau membuatku berbaik sangka terhadap mereka. Alloh berfirman, ‘Sesungguhnya Aku telah melakukannya. yang memutuskan hubungan mu dengan meraka (orang sholeh) adalah kesibukanmu terhadap mencintai dunia. Maka keluarlah dari kesibukanmu mencintai dunia sebelum engkau keluar dari dunia dengan penuh kehinaan. Aku telah melimpahkan kepadamu cahaya- cahaya suci dari sisiKu. kemudian, aku bangun dengan perasaan gembira, lalu aku mendatangi syekhku, Yusuf an Nasaj, dan menceritakan tentang mimpiku. Dia tersenyum sambil berkata, ‘Wahai Abu Hamid itu hanyalah lembaran-lembaran yang pernah kami peroleh dari fase awal perjalanan kami. Jika engkau tetap bergaul dengan ku. maka mata hatimu semakin tajam.
Abu Hamid al Ghozali juga berkata, “Diantara hal yang wajib bagi seorang salik (murid) yang menempuh jalan kebenaran adalah bahwa dia harus mempunyai seorang mursyid dan pendidik spiritual yang dapat memberinya petunjuk dalam perjalanannya. serta melenyapkan akhlak-akhlak tercela dan menggantinya dengan akhlak-akhlak terpuji. (Hakekat Tasawuf, h.36-37)



0 komentar:

Rosulullah Saw Tidak Pernah Menguap




Rosulullah Saw Tidak Pernah Menguap

Al-Bukhari meriwayatkan dalam At-Tarikh, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf dan Ibnu Sa’ad dari Yazid ibn Al-Ashamm, ia berkata, “Tidak pernah sekalipun Nabi SAW menguap.”Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Maslamah ibn Abdil Malik ibn Marwan, ia berkata, “Tidak pernah sekalipun Nabi Muhammad  SAW menguap

0 komentar:

Kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebelum beliau dilahirkann kedunia.



Merupakan suatu kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Sehingga Nabi Adam bertawassul dengan Nabi Muhammad SAW. Di dalam sebuah hadits yang terdapt dalam Al-Mustadrok,
Imam Al-Hakim berkata : Abu Sa’id Amr ibnu Muhammad Al ‘Adlu menceritakan kepadaku, Abul Hasan Muhammad Ibnu Ishak Ibnu Ibrahim Al Handhori menceritakan kepadaku, Abul Harits ‘Abdullah ibnu Muslim Al Fihri menceritakan kepadaku,‘Abdurrahman ibnu Zaid ibnu Aslam menceritakan kepadaku, dari ayahnya dari kakeknya dari Umar RA, ia berkata:      Rasulullah Saw bersabda :”Ketika Adam melakukan kesalahan, ia berkata Ya Tuhanku, Aku mohon kepada-Mu dengan haqqnya Muhammad agar Engkau mengampuniku.” Allah berkata; Wahai Adam bagaimana engkau mengenal Muhammad padahal Aku belum menciptakanya. “ Wahai Tuhanku, karena ketika Engkau menciptakanku dengan kekuatan-Mu dan Engkau tiupkan nyawa pada tubuhku dari roh-Mu, maka aku tengadahkan kepalaku lalu aku melihat di kaki-kaki ‘Arsy terdapat tulisan “ Laa Ilaha illa Allahu Muhammadur Rasulullah”, maka saya yakin Engkau tidak menyandarkan nama-Mu kecuali nama makhluk yang paling Engkau cintai,” jawab Adam.
            “ Benar kamu wahai Adam, Muhammad adalah makhluk yang paling Aku cintai. Berdo’alah kepada Ku dengan haqqnya Muhammad maka Aku ampuni kamu. Seandainya tanpa Muhammad, Aku tidakakan menciptakanmu,” lanjut Allah.

Imam Al-Hakim meriwayatkan hadits di atas dalam kitab Al-Mustadrok dan menilainya
sebagai hadits shahih (jilid 2 hal. 615). Al-Hafidh As-Suyuthi meriwayatkan dalam kitab
Al-Khashaa-is An Nabawiyah dan mengategorikan sebagai hadits shahih. Imam Al
Baihaqi meriwayatkanya dalam kitab Dalail Nubuwah, dan beliau tidak meriwayatkan
hadits palsu sebagaimana telah ia jelaskan dalam pengantar kitabnya. Al Qasthalani dan
Az Zurqani dalam Al-Mawahib Al-Laduniyah juga menilainya sebagai hadits shahih.
(jilid 1 hal. 62). As Subuki dalam kitabnya Syifaussaqaam juga menilainya sebagai hadits
shahih. Al-Hafidh Al-Haitami berkata, “At-Tabrani meriwayatkan hadits di atas dalam
Al-Awsath dan di dalam hadits tersebut terdapat rawi yang tidak saya kenal.”
(Majma’uzzawaid jilid 8 hal. 253).

Terdapat hadits dari jalur lain dari Ibnu ‘Abbas dengan redaksi :

 Jika tidak ada Muhammad maka Aku tidak akan menciptakan Adam, surga dan
neraka.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dengan isnad yang menurutnya shahih).

0 komentar: